URAIAN
BAB 19
MIX
METHOD (METODE CAMPURAN)
Uraian
isi pokok bab :Mixed Methods Research”
secara garis besar mencakup 4 bahasan yaitu : (1) definisi mixed methods
research; (2) Peredaan mixed methods research dibandingkan dengan kuantitatif
dan kualitatif research; (3) mengapa lahir mixed methods research; (4) bagaimana
menerapkan mixed methods research. A.
a)
Definisi
Mixed Methods Research
Mixed
Methods Research adalah suatu desain penelitian yang didasari asumsi filosofis
sebagaimana metoda inkuiri. Mived Methods Research juga disebut sebagai sebuah
metodologi yang memberikan asumsi filosofis dalam menunjukkan arah atau memberi
petunjuk cara pengumpulan data dan menganalisis data serta perpaduan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa fase proses penelitian. Sebagai
sebuah metoda, mixed methods research berfokus pada pengumpulan dan analisis
data serta memadukan antara data kuantitatif dan data kualitatif baik dalam
single study (penelitia tunggal) maupun series study (penelitian berseri).
Premis sentral yang dijadikan dasar mixed methods research adalah menggunakan
kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menemukan hasil
penelitian yang lebih baik dibandingkan jika hanya menggunakan salah satu
pendekatan saja (misalnya dengan pendekatan kuantitatif saja atau dengan
pendekatan kualitatif saja).
B. Perbedaan Mixed Methods Research
Dibandingkan dengan Quantitative dan Qualitative Research
1.
Ditinjau dari sudut pandang filosofis
Dalam bab
Ini dikemukakan ada 4 pandangan
filosofis yang digunakan dalam penelitian. Pandangan ini terlihat dalam matriks
berikut :
Post
Positivism
|
Constructivism
|
Advocacy and
Participatory
|
Pragmatism
|
|
Determination
|
Understanding
|
Political
|
Consequences of
actions
|
|
Reductionism
|
Multiple
participant meanings
|
Empowerment and
issue oriented
|
Problem
oriented
|
|
Empirical
observation and measurement
|
Social and
historical construction
|
collaborative
|
Pluralistic
|
|
Theory
verivication
|
Theory
generation
|
Change oriented
|
Real – world
Practice
oriented
|
|
Dari 4
pandangan tersebut dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut :
a. Penelitian
kuantitatif didasari oleh pandangan Postpositivisme. Menurut pandangan ini
bahwa peneliti mengklaim pengetahuan didasarkan pada : (1) determinasi atau
pemikiran sebab-akibat; (2) reduksionisme, dengan cara mempersempit dan memusatkan
pada variable yang akan dihubungkan; (3) mengobservasi secara detail dan
melakukan pengukuran terhadap variable; (4) melakukan testing teori yang secara
kontinyu diperbaiki.
b. Penelitian
kualitatif dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme, dimana konstruktivisme
ini memiliki pandangan yang berbeda. Pemahaman atau makna suatu fenomena
terbentuk oleh partisipan dan pandangan-pandangan subyektif dari partisipan.
Pada saat partisipan memberikan pemahamannya atau jawabannya maka mereka
berbicara sesuai dengan makna yang dialami selama berinteraksi social dengan
orang lain dan apa yang mereka bicarakan juga berasal dari latar belakang
pribadinya. Penemuan penelitian dibentuk dari pola “bottom up” yakni dari
perspektif individu untuk dijadikan pola yang lebih luas yang pada akhirnya
membentuk teori.
c. Penelitian
mixed methods research dipengaruhi oleh pandangan filsafat pragmatisme. Fokus
utamanya ada pada konsekuensi penelitian; berpusat pada pertanyaan mendasar
dalam penelitian dan bukan semata-mata berorientasi pada metoda penelitian.
Multi metoda untuk pengumpulan data dilakukan dalam rangka memperoleh jawaban
tentang masalah yang diteliti. Dengan kata lain pragmatisme ini bersifat
pluralistic dan berorientasi pada “pekerjaan apa” serta bersifat praktis.
Berdasarkan
pada 4 pandangan filosofis tersebut di atas, berikut dapat dipahami tentang
elemen-elemen dari 4 pandangan filosofis dan implikasinya dalam praktik
penelitian.
Elemen Pandangan Filosofis dan
Implikasinya Dalam Praktik
Elemen
Pandangan
|
Postpositivism
|
Constructivism
|
Advocacy and
Participatory
|
Pragmatism
|
Ontologi (apa
hakikat realita ? )
|
Realita tunggal
(peneliti menolak atau gagal menolak hipotesis)
|
Multi realita
(peneliti menghasilkan quotes (catatan) untuk mengilustrasikan perspektif
yang berbeda
|
Realita politik
(temuan dinegosiasikan dengan participan
|
Realita tunggal
dan multi realita (peneliti mengetes hipotesis dan menghasilkan berbagai
perspektif)
|
Epistimologi
(apa hubungan antara peneliti dengan apa yang diteliti)
|
Jauh dan tidak
parsial (peneliti mengumpulkan data secara obyektif dan dengan menggunaka
instrument)
|
Kedekatan
(peneliti mengunungi partisipan dan menyesuaikan dengan partisipan/menyatu
dengan partisipan/menjalin keakraban dengan partisipan untuk mengumpulkan
data
|
Kolaborasi
(peneliti secara aktif memerankan partisipan sebagai nkolaborator)
|
Praktis
(peneliti mengumpulkan data melalui “apa yang dikerjakan” untuk menemukan
jawaban pertanyaan-pertanyaan penelitian)
|
Axiologi (apa
peranan nilai dalam penelitian)
|
Tidak bias
(peneliti menggunakan check list untuk menghindari bias) yakni pada saat
menggunakan instrument close-ended.
|
Bias (peneliti
aktif berbicara tentang adanya bias dan tergambar pada interpretasi yang
dibuat peneliti)
|
Bias dan
negosiasi (peneliti melakukan negosiasi dengan partisipan tentang
interpretasi yang dirumuskan oleh peneliti)
|
Multi
pandangan/pendirian (peneliti memanfaatkan baik perspektif/pandangan yang ias
maupun yang tidak bias
|
Methodologi
(bagaimana proses penelitian)
|
Deduktif
(peneliti melakukan tes terhadap a priori teori)
|
Induktif
(berdasarkan pandangan-pandangan partisipan
|
Participatory
(peneliti melibatkan partisipandalam setiap tahapan
|
Combining
(mengkombinsi) peneliti mengumpulkan data kuantitatif
|
Ditinjau dari sudut metodologi
a. Dalam
penelitian postpositivisme peneliti bekerja secara “top down”, dari sebuah
teori dirumuskan hipotesis, pengumpulan data, dan dari data dikontradiksikan
dengan teori.
b. Penelitian
konstruktivisme, pendekatan yang ditempuh adalah “bottom up”; menggunakan
pandangan-pandangan partisipan untuk membentuk tema-tema yang lebih luas dan
menggeneralisasikan suatu teori berdasarkan interkoneksi atau menghubungkan
antara tema-tema yang terbentuk.
c. Pragmatisme, pendekatan penelitian
dikombinasikan antara berfikir deduktif dan berfikir induktif. Peneliti “mixes”
(memadukan) data kuantitatif dandata kualitatif.
Sudut
tinjauan metodologis tentang penelitian terdapat 4 elemen dasar proses
penelitian yang dapat dilihat pada matriks berikut :
Empat Elemen Dasar Dalam Proses Penelitian
Epistimology
|
Theoritical
Perspective
|
Metodology
|
Methods
|
Objectivism
|
Positivism (
dan Postpositivism)
|
Penelitian
eksperimen
|
Sampling
|
Constructivism
|
Interpretivism
:
·
Symbolic
interactionism
·
Phenomenology
·
Hermeneutics
|
Penelitian
survey
|
Pengukuran dan
skala (measurement and scaling)
|
Subjectivism
|
Critical
inquiry Feminism Postmodernism, dll
|
Ethnography
Phenomenological research Grounded theory Heuristic inquiry Action research
Discourse Analysis Feminist standpoint research
|
Questionnaire
Observations :
Participant
Non
participants
Interview Focus
group Case study Life history Narrative Visual ethnographic methods
Statistical analysis Data reduction
Theme
|
Macam-Macam Metode Penelitian
Kombinasi (Mix method)
Creswell (2009) mengklasifikasikan terdapat dua model utama
metode kombinasi yaitu model sequential (kombinasi berurutan), dan model
concurrent (kombinasi campuran). Model urutan (sequential) ada
dua yaitu model urutan pembuktian (sequential explanatory) dan model
urutan penemuan (sequential exploratory). Model concurrent
(campuran) ada dua yaitu, model concurrent triangulation (campuran
kuantitatif dan kualitatif secara berimbang) dan concurrent embedded
(campuran penguatan/metode kedua memperkuat metode pertama).
1.
Model
Sequential
Creswell
(2009) mengemukakan tentang metode kombinasi model sequential adalah
suatu prosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian dari
satu metode dengan metode yang lain.
Metode
ini dikatakan sequential, karena penggunaan metode dikombinasikan secara
berurutan. Bila urutan pertama menggunakan metode kuantitatif, dan urutan kedua
menggunakan kualitatif, maka metode tersebut dinamakan kombinasi sequential
explanatory dan bila urutan pertama menggunakan metode kualitatif dan
urutan kedua menggunakan metode kuantitatif, maka metode tersebut dinamakan
metode penelitian kombinasi model sequential exploratory.
a.
Sequential explanatory
Metode penelitian kombinasi model sequential explanatory,
dicirikan dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap
pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitataif pada
tahap kedua, guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada
tahap pertama.
b.
Sequential exploratory
Metode
ini sama dengan metode sequential explanatory, hanya dibalik,
dimana pada metode ini pada tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap
berikutnya menggunakan metode kuantitatif. Bobot metode lebih pada metode tahap
pertama yaitu metode kualitatif dan selanjutnya dilengkapi dengan metode
kuantitatif. Kombinasi data kedua metode bersifat connecting (menyambung)
hasil penelitian tahap pertama (hasil penelitian kualitatif) dan tahap
berikutnya (hasil penelitian kuantitatif).
c.
Sequential Transformative Strategy
Model
ini dilakukan dalam dua tahap dengan dipadu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu
sosial) pada setiap prosedur penelitiannya. Tahap pertama bisa menggunakan
metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan
metode kualitatif atau kuantitatif. Teori lensa dikemukakan pada bagian
pendahuluan proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya pertanyaan
penelitian untuk menggali masalah.
2.
Model Concurrent
Metode
kombinasi model campuran, merupakan prosedur penelitian dimana peneliti
menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif agar diperoleh analisis yang
komprehensif guna menjawab masalah penelitian. Kalau dalam tipe sequential, penggabungan
metode dilakukan secara berurutan dalam waktu yang berbeda, sedangkan dalam
tipe concurrent penggabungan dengan cara dicampur dalam waktu yang sama.
Dalam hal ini metode kuantitatif/kombinasi digunakan untuk menjawab satu jenis
rumusan masalah atau satu jenis pertanyaan penelitian. Terdapat tiga model
yaitu: Concurrent Triangulation strategy; concurrent embedded strategy,
dan concurrent rent transformative strategy.
a) Concurrent Triangulation Strategy
Model
atau strategi ini merupakan model yang paling familier diantara enam model
dalam metode kuantitatif/kombinasi/mixed methods. Dalam model ini peneliti
menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama – sama, baik dalam
pengumpulan data maupun analisisnya, kemudian dapat ditemukan mana data yang
dapat digabungkan dan dibedakan.
b) Concurrent Embedded Strategy
Metode
penelitian kombinasi model embedded, merupakan metode penelitian yang
mengkombinasikan pengguanaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif
secara simultan/bersama – sama (atau sebaliknya), tetapi bobot metodenya
berbeda. Pada model ini ada metode yang primer dan metode sekunder. Metode
primer digunakan untuk memperoleh data yang utama, dan metode sekunder
digunakan untuk memperoleh data guna mendukung data yang diperoleh dari metode
primer.
c) Concurrent Rent Transformative
Strategy
Metode
concurrent transformative merupakan gabungan antara model triangulation
dan embedded. Dua metode pengumpulan data dilakukan pada satu tahap/fase
penelitian dan pada waktu yang sama. Bobot metode bisa sama dan bisa tidak
sama. Penggabungan data dapat dilakukan dengan merging, connecting atau embedding
(mencampur dengan bobot sama, menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak
sama).
b) Langkah-langkah penelitian desain
sequential explanatori
Sesuai
karakteristik metode kombinasi sequential explanatory, dimana pada tahap
pertama penelitian menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kadua
menggunakan metode kualitatif. Dengan demikian, penelitian kombinasi dilakukan
untuk menjawab rumusan masalah penelitian kuantitatif dan rumusan masalah
penelitian kualitatif, atau rumusan masalah yang berbeda, tetapi saling
melengkapi.
1.
Metode Kuantitatif
langkah-langkah
dalam metode kuantitatif adalah menentukan masalah/potensi dan membuat rumusan
masalah, melakukan kajian teori dan merumuskan hipotesis, mengumumpulkan dan
analisis data untuk menguji hipotesis, dan selanjutnya dapat dibuat kesimpuan
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Dalam suatu penelitian perlu dijelaskan
populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data.selainitu populasi
dan sampel juga untuk menguji hipotesis yang telah ditemukan.
a) Masalah dan Potensi
Penelitian
kuantitatif berangkat dari masaah dan atau potensi yang sudah jelas. Masalah
adalah penyimpangan dari apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi (das
sein dan das solen). Misalnya, penyimpangan antara kebijakan dengan
pelaksanaan atau penyimpangan antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan.
Suatu
penelitian juga bisa diangkat dari potensi. Penelitian yang berangkat dari
potensi cenderung lebih baik daripada penelitian yang berangkat dari masalah.
Jika penelitian yang berangkat dari masalah, maka hasil penelitian lebih
berguna untuk memecahakan masalah, sedangkan jika penelitian berangkat dari
potensi, hasil penelitian berguna untu pengembangan, atau peningkatan kemajuan.
Potensi adalah segala sesuatu yang bila dikembangkan akan dapat meningkatkan
nilai tambah. Sebagai contoh, potensi sumber daya pertanian di Indonesia
yang dapat dijadikan sumber energi alternatif.
b) Landasan Teori dan Hipotesis
Setelah
masalah dirumuskan, maka peneliti mencari dan memilih teori yang relevan
sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah, memberi definisi
operasional, merumuskan hipotesis dan mengembangkan instrumen. Jumlah teori
yang digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Hipotesis yang
dikemukakan dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
c)
Pengumpulan Analisis Data Kuantitatif
Setelah
hipotesis dirumuskan, maka hipotesis tersebut selanjutnya dibuktikan kebenarannya
berdasarkan data. Untuk itu sebelum dikumpulkan, perlu ditetapkan populasi dan
sampelnya beserta instrumen penelitiannya. Jumlah instrumen tergantung pada
variabel yang diteliti. Sebelum digunakan, instrumen juga perlu teruji
validitas dan reabilitasnya. Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis
untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
d)
Hasil Pengujian Hipotesis
Ini
merupakan langkah akhir dari tahap metode kuantitatif. Data kuantitatif yang
telah dianalisis dan hipotesis yang telah diuji selanjutnya disajikan dalam
bentuk tabel, grafik, gambar, dan narasi singkat. Penyajian data meliputi
deskripsi data kuantitatif nilai setiap variabel, setiap indikator, bahkan
setiap butir instrumen. Dengan demikian nilai setiap variabel, setiap indikator
dan setiap butir instrumen dapat diketahui.
2.
Metode Kualitatif
Jika
dalam penelitian kuantitatif, penelitian berakhir setelah hipotesis terbukti
atau tidka terbukti. Dalam penelitian campuran model sequential explanatory,
penelitian masih berlanjut dengan metode kualitatif, untuk membuktikan,
memperkuat, memperdalam, memperluas, memperlemah, dan mengugurkan data
kuantitatif yang telah diperoleh pada tahap awal.
a)
Penentuan Sumber Data
Berdasarkan
data yang diperoleh dari penelitian kuantitatif pada tahap awal, selanjutnya
peneliti kualitatif, menentukan sumber data yang diharapkan dapat memberi
informasi yang dapat digunakan untuk melengkapi data kuantitatif yang
telah diperoleh pada penelitian tahap I. sesuai dengan metodenya,
pengambilan sampel sumber data dilakukan secara kualitatif, misalnya melaui purposive
(narasumber yang paling tahu tentang apa informasi yang dibutuhkan) dan
bersifat snowball (jumlahnya berkembang semakin banyak).
b) Pengumpulan dan
Analisis Data Kualitatif
Setelah sumber data ditetapkan, maka selanjutnya
peneliti melakukan pengumpulan data dengan metode kualitatif seperti wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Analisis data dan pengujian kredibilitas data dapat
dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dan setelah selesai
pengumpulan data. Dari hasil analisis kualitatif diharapkan diperoleh data
kualitatif yang kredibel untuk melengkapi data kuantitatif.
c)
Analisis Data Kuantitatif dan Kuaitatif
Setelah
kedua data (kuantitatif dan kualitatif) diperoleh, langkah selanjutnya adalah
menganlisis kembali kedua kelompok data tersebut. Analisis data dapat dilakukan
dengan menggabungkan kedua data yang sejenis sehingga data kuantitatif
diperluas dan diperdalam dengan data kulitatif. Analisis juga dapat dilakukan
dengan membandingkan kedua kelompok data, sehingga dapat ditemukan perbedaan
dan kesamaan diantara 2 kelompok data tersebut.
d)
Kesimpulan Hasil Penelitian
Langkah terakhir
penelitian adalah membuat laporan penelitian yang didalamnya terdapat
kesimpulan dan memberikan saran-saran. Kesimpulan yang diberikan adalah untuk
menjawab secara singkat terhadap rumusan masalah penelitian berdasarkan fakta
yang ditemukan di lapangan. Jumlah butir kesimpulan harus sama dengan jumlah
rumusan masalah. Berdasarkan kesimpulan tersebut, selanjutnya dibuat saran
untuk memperbaiki keadaan. Saran yang diberikan tentunya berdasarkan pada hasil
penelitian. Jumlah butir saran tidak harus sama dengan jumlah butir kesimpulan.
c) Langkah-langkah penelitian desain
concurrent triangulation
Metode
penelitian dapat berangkat dari rumusan masalah kualitatif atau kuantitatif
yang sejenis. Rumusaan masalah kualitatif adalah pertanyaan penelitian yang
memerlukan jawaban dengaan data kualitatif, dan rumusan masalah kuantitatif
adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan data kuantitatif. Rumusan masalah
yang sejenis adalah rumusan masalah yang isi dan bentuknya sama. Bentuk rumusan
masalah adalah deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif.
Penelitian dapat dilakukan berdasarkan satu bentuk masalah, dua bentuk masalah
atau seluruh bentuk masalah.
Saat
peneliti menggunakan metode kualitatif, maka peneliti harus memperkut diri
menjadi human instrument agar bisa mngumpulkan, dan menganalisis data
kualitatif, dan pada saat menjadi peneliti kuantitatif, peneliti melakukan
kajian teori untuk dapat dirumuskan hipotesis dan instrument penelitian.
Instrument penelitian digunakan untukk mengumpulkan data kuantitatif. Data
kualitatif yang telah terkumpul dianalisis seccara kualitatif, dan data
kualitatif dianalisis dengan statistik. Kedua klompok data hasil analisis
kualitatif dan kuantitatif selanjutnya dianalisis lagi dengan meta anallisis
(analisis data hasil penelitian kualiatif dan kuantitatif atua sebaliknya)
untuk dapat dikelompokan, dibedakan ,dan dicari hubungan satu data ddengan data
yang lain, sehingga apakah kedua data saling memperkuat, memperlemah atau
bertentangan.
d) Langkah-langkah
penelitian desain concurrent embedded
Seperti
dikemukakan terdapat dua model dalam penelitian concurrent embedded,
yaitu metode kuantitatif yang menjadi metode primer dan atau metode kualitatif
yang metode primer. Langkah-langkah penelitian metode kuantitatif sebagai
metode primer seperti di bawah ini.
Penelitian
berangkat dari masalah atau potensi. Potensi yang ingin diberdayakan, tetapi
tidak bisa cara memberdayakan, juga akan menimbulkan masalah. Setelah masalah
dan yang melatarbelakangi dikemukakan dengan fakta, selanjutnya dibuat rumusan
masalah yang berbentuk pertanyaan penelitian. Rumusan masalah bisa berbentuk rumusan
deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif.
Setelah
masalah dirumuskan maka, selanjutnya peneliti memilih teori yang dapat
digunakan untuk memperjelas masalah, merumuskan hipotesis dan menyusun
instrument penelitian. Setelah instrument disusun diuji validitas dan
reliabilitasnya. Setelah instrument terbukti valid dan reliable, maka
selanjutnya digunakan untuk mengumpulkan data guna menjawab rumusan masalah
kuantitatif dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pengumpulan data kuantitatif
dilakukan dengan pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif
dilakukan dengan menggunakan instrument dan pengumpulan data kualitatif dengan
observasi, dan wawancara. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan sample
penelitian yang diambil secara random dan pengumpulan dan kualitatif
dikumpulkan dengan sample purposive dan snowball. Data
kuantitatif yang telah terkumpul dianalisis dengan statistic dan data
kualitatif dianalisis secara kualitatif.
Data
kuantitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kuantitatif dan
data kualitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kualitatif,
selanjutnya dianalisis untuk digabungkan dan dibandingkan, sehingga dapat
ditemukan data kualitatif mana yang memperkuat, memperluas dan mengugurkan data
kuantitatif. Data kuantitatif yang bersifat deskriptif atau hasil pengujian
hipotesis berikut data kualitatif sebagai pelengkapnya, selanjutnya disajikan
dalam bentuk table atau grafik dan dilengkapi dengan data kualitatif. Data tersebut
selanjutnya diberikan pembahasan, sehingga hasil penelitian menjadi semakin
jelas dan mantap. Langkah terakhir dari proses penelitian ini adalah membuat
laporan penelitian, yang di bagian akhirnya ada kesimpulan dan saran.
Kesimpulan berupa jawaban terhadap rumusan masalah berdasarkan data kualitatif
dan kuantitatif. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian selanjutnya diberikan
saran. Bila kesimpulan memberikan informasi yang baik, maka tidak perlu
diberikan saran, sehingga jumlah saran tidak harus sama dengan jumlah
kesimpulan.
Langkah-langkah
metode kualitatif sebagai metode primer sebagai berikut. Seperti telah banyak
dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif digunakan bisa berangkat dari
potensi, keingintahuan di obyek ada apa, dan bisa dari masalah yang bersifat
sementara. Masalah tersebut akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.
Setelah peneliti melakukan penjelajahan umum (grand tour observation) ke
obyek yang diteliti, maka peneliti baru dapat menemukan fokus penelitian.
Berdasarkan fokus penelitian tersebut, selanjutnya peneliti dapat membuat
rumusan masalah yang berupa pertanyaan penelitian sebagai panduan untuk
mengumpulkan data di lapangan.
Dalam
penelitian kualitatif tidak menggunakan landasab teori sebagai bahan untuk
perumusan hipotesis, tetapi melakukan kajian berbagai teori perspektif yang
sesuai dengan konteks penelitian. Dengan kajian tersebut akan dapat memperkuat
peneliti kualitatif sebagai “human instrument”, sehingga peneliti
kualitatif mampu melakukan penjelajahan umum pada obyek yang diteliti,
menetapkan fokus, menetapkan sumber data, mengumpulkan dan analisis data
kualitatif.
Teori
yang digunakan oleh peneliti kualitatif, juga bersifat sementara dan akan
berkembang sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan peneliti di lapangan.
Penelitian kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan
(bukan teori) untuk membangun hipotesis atau teori baru
e)
Kapan penelitian kombinasi digunakan ?
Secara
umum metode penelitian kombinasi digunakan apabila peneliti ingin untuk memper
oleh data dan informasi yang lenkap, valid, reliabel dan obyektif. Kemudian
secara specifik metode kombinasi digunakan apabila :
a)
Peneliti
yang ingin melengkapi hasil penelitian kuantitatif yang diperkaya dengan
data-data yang bersifat kualitatif yang tidak bia digali dengan metode
kuantitatif.
b)
Peneliti
ingin hasil penelitian kualitatif dapat diberlakukan pada populasi yang lebih
luas.
c)
Peneliti
ingin mendapatkan data yang lebih komprehensip yang dapat dicari dengan metode
kuantitatif dan kualitatif dalam waktu yang sama.
d)
Peneeliti
ingin melakukan penelitian yang bersifat proses dengn metode kualitatif, dan
meneliti produk dengan kuantitatif.
e)
Peneliti
ingin melakukan penelitian tindakan (action research).
f)
Peneliti
ingin melakukan penelitian untukmenghasilkan produk yang terujidengan metode R
& D (research and development).
f)
Ditinjau
dari Pengumpulan dan analisis data
Kuantitatif
Data kuantitatif berasal dari informasi yang bersifat close-ended (jawaban
tertutup). Misalnya : pengukuran sikap, perilaku, atau instrument pengukuran
perilaku yang lain. Koleksi data kuantitatif menggunakan instrument daftar
check list close-ended, yang dapat dilakukan peneliti dengan cara memberi tanda
check (√ ) pada perilaku yang terlihat. Kadang-kadang informasi/data
kuantitatif diperoleh dari dokumen, catatan hasil sensus, catatan kehadiran.
Analisis data kuantitatif menggunakan analisis statistic berdasarkan skor yang
terkumpul dari instrument (checklist, dokumen, hipotesis).
Kualitatif
Data
kualitatif bersumber dari informasi yang bersifat open-ended (jawaban terbuka)
yang dikumpulkan oleh peneliti melalui interview dengan partisipan. Pada
umumnya pertanyaan-pertanyaan open ended disampaikan pada saat berlangsungnya
interview dan sepenuhnya memberi kesempatan kepada partisipan untuk menjawab
dengan menggunakan kata kalimat/ bahasanya sendiri. Data kualitatif dikumpulkan
melalui observasi kepada partisipan atau subyek penelitian, memperoleh dokumen
pribadi partisipan (missal : catatan harian (diary), dokumen yang bersifat umum
(lamanya suatu pertemuan), atau mengumpulkan dokumen individual (video,
artefaks). Analisis data kualitatif (kata, kalimat, image, pendapat)
dikelompokkan sesuai jenisnya menurut kelompok informasi (kategori kata atau
image) atau kelompok berbagai ide yang diperoleh selama pengumpulan data.
Mixed Method Research
Menghasilkan
pengumpulan dan analisis data kuantitatif maupun kualitatif. Pengumpulan data
menggunakan instrument open ended dan close ended, dengan alas an menggunakan
kombinasi atau perpaduan open dan close ended lebih baik dari pada hanya
memperoleh dari sumber data dokumen. Terdapat kelemahan sumber data pada
penelitian kuantitatif dan kualitatif. Sumber data tidak terpetakan secara
jelas baik pada penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif, yakni
sangat minim karena hanya berkisar pada data yang dibutuhkan saja. Untuk
mengatasi kelemahan tersebut maka dalam mixed method research dilakukan pola
sebagai berikut: survey sebagai salah satu sumber data kuantitatif digunakan
dalam penelitian kualitatif etnografis; cerita narasi digunakan dalam
penelitian kualitatif dijadikan model dalam penelitian kuantitatif histories.
g)
Mengapa
Lahir Mixed Method Research
Premis
dasar yang dijadikan alasan mengapa lahir Mixed Method Research adalah : “Bahwa
kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif akan menghasilkan
pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian dibandingkan bila hanya
menggunakan salah satu pendekatan saja”. Selain dari premis dasar tersebut
Mixed Method Research bertujuan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada
pada pendekatan kuantitatif maupun pendekatan kualitatif. Alasan mengapa
penelitian kuantitatif memiliki kelemahan adalah lemah dalam pengendaliannya
terhadap konteks atau seting pada saat partisipan berbicara atau menyampaikan
pendapat ketika diwawancarai. Demikian juga suara partisipan tidak didengar
langsung. Peneliti yang menggunakan pendekatan kuantitatif bertahan sesuai
latar belakang masalah yang dirumuskan, dipengaruhi oleh bias pribadinya, dan
interpretasi jarang didiskusikan.
Penelitian
kualitatif sebenarnya sudah berusaha menutup kelemahan penelitian kuantitatif.
Namun demikian penelitian kualitatif juga masih punya kelemahan, yaitu
interpretasi personal dibuat/dirumuskan oleh peneliti sendiri dan pada proses
inilah bias terjadi. Sulit menggeneralisasikan temuan untuk kelompok sasaran
yang banyak karena jumlah partisipan yang dijadikan subyek penelitian terbatas.
Berangkat dari titik-titik kelemahan tersebut, baik pada penelitian kuantitatif
maupun penelitian kualitatif maka muncullah Mixed Methods Research, dengan
kelebihan sebagai berikut :
a) Mixed
method research menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti
masalah penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk menggunakan semua
alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan
kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data
tertentu saja.
b) Mixed
method research dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak dapat dijawab
oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif. Contoh : apakah pendapat
partisipan yang diperoleh dari wawancara dan hasil pengukuran dengan instrument
tertentu harus dipisah ? (pertanyaan inilah yang akan dijawab oleh mixed method
research, bahwa alat pengumpul data tidak hanya terbatas pada satu alat saja.
“Apa yang dapat menerangkan atau memperjelas hasil penelitian kuantitatif ?
(mixed method research menjawab, data kualitatif menerangkan/memperjelas hasil
penelitian kuantitatif).
c) Mixed
method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak
banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi
dimaksud adalah kolaborasi social, behavioral, dan kolaborasi humanistic.
d) Mixed
method research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan atau paradigma.
e) Mixed
method research itu “praktis” karena peneliti memiliki keleluasaaan menggunakan
metoda untuk meneliti masalah.
Kelebihan
mixed method research tersebut didasari “asumsi filosofis” yaitu :
a) Ada
paradigma atau pandangan “terbaik” tentang mixed method research, yaitu :
ü Baik
penelitian kuantitatif maupun kualitatif keduanya menggunakan “single study”.
ü Pertanyaan
penelitian menjadi penting dan mendasar – lebih penting dari pada metoda atau
pandangan filosofis yang menentukan metoda.
ü Pilihan
terbaik adalah meninggalkan dichotomy antara postpositivisme dan
konstruktivisme.
ü Penggunaan
konsep metafisika seperti “kebenaran” dan “realita” harus ditinggalkan.
ü Filosofi
penelitian praktis dan aplikatif menentukan pemilihan metodologi.
b) Peneliti
dapat menggunakan berbagai paradigma dan pandangan dalam penelitian mixed
method.
Pandangan/paradigma
berhubungan erat dengan jenis desain mixed method dan sangat menentukan jenis
desain.
H. Bagaimana
Menerapkan Mixed Method Research
Pada
bahasan tentang bagaimana menerapkan mixed method diuraikan tentang : (1)
desain mixed method research; (2) judul penelitian; (3) pertanyaan penelitian
dan hipotesis; (4) pengumpulan data; (5) analisis data; (6) menulis dan
mengevaluasi mixed method research.
1. Desain Mixed Method Research
Desain
research adalah prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi,
dan melaporkan data dalam penelitian. Desain penelitian sangat penting dipahami
karena merupakan petunjuk bagi peneliti untuk memutuskan metoda yang akan
dipilih dalam melaksanakan studi dan bagaimana membuat interpretasi pada akhir
studi. Pertimbangan penting dalam memilih desain adalah : (a) memahami tujuan
dari setiap jenis desain; (2) memahami prosedur desain; (3) memahami kelebihan
dan kekurangan dari setiap jenis desain; (4) mengenal timing (lamanya waktu),
bobot (berat –ringannya) dan bagaimana cara mixing (memadukan) dari setiap
desain. Desain mixed method dikenal ada 4 jenis desain yaitu : (a)
triangulation design; (2) embedded design; (3) explanatory design; (4)
exploratory design.
a) Triangulation
design
Tujuan
desain ini adalah untuk memperoleh data yang berbeda tetapi saling melengkapi
(complementary) untuk meneliti masalah penelitian dengan topic yang sama.
Maksud penggunaan desain ini adalah untuk menyeimbangkan kelebihan dan
kekurangan yang overlap antara metoda kuantitatif dan kualitatif. Tergambar
sebagai berikut, kuantitatif (ukuran sampel luas, trend, dan membuat
generalisasi) sedangkan kualitatif ( ukuran sampel kecil, detail, dan
mendalam). Desain ini digunakan apabila peneliti ingin membandingkan dan
membedakan secara langsung terhadap hasil analisis statistic kuantitatif dengan
temuan kualitatif atau untuk memvalidasi/mengekspansi hasil kuantitatif dengan
data kualitatif. Ada lima model triangulation design, yaitu : (1) a one-phased
model; (2) convergence model; (3) data transformation model; (4) validating
quantitative data model; dan (5) multilevel model. Gambar setiap model (dian
yang bantu) Prosedur dari setiap model adalah sebagai berikut :
Ø A
one-phased model (Gambar 1.1.); peneliti menerapkan metoda kuantitatif dan kualitatif
dalam waktu yang sama dan dengan bobot yang sama. Peneliti menggabungkan dua
jenis data, dengan cara masing-masing analisis data digabungkan untuk
menginterpretasi hasil atau mentransformasi data untuk menggabungkan dua jenis
data dalam proses analisis.
Ø Convergence
model (Gambar 1.2); peneliti mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif dan
kualitatif secara terpisah dalam fenomena yang sama dan dari hasil analisis
yang berbeda tersebut dipertemukan (converge) dengan cara membandingkan dan
membedakan hasil analisis data untuk diinterpretasikan.
Ø Data
transformation model peneliti melakukan pengumpulan dan analisis data
kuantitatif dan kualitatif secara terpisah, dan selanjutnya mentransformasikan
dari jenis data yang satu dengan jenis data yang lain. Hal ini akan saling
melengkapi yaitu apakah data kuantitatif melengkapi untuk menghasilkan temuan
kualitatif atau sebaliknya data kualitatif melengkapi temuan kuantitatif.
Ø Validating
quantitative data model peneliti mengumpulkan dua jenis data dengan satu
instrument survey. Model ini digunakan apabila bertmaksud untuk memvalidasi dan
mengekspansi temuan kuantitatif melalui survey dengan cara memasukkan beberapa
pertanyaan open-ended seperti yang digunakan dalam penelitian kualitatif.
Ø Multilevel
model pada model ini metoda yang berbeda (kuantitatif dan kualitatif) digunakan
untuk menangani tingkatan yang berbeda dalam satu system. Temuan dari setiap
tingkatan dipadukan untuk merumuskan interpretasi menyeluruh.
Kelebihan
dan Kelemahan. Desain triangulation memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan
desain triangulation adalah : (a) memberikan rasa intuisi; (b) meripakan desain
yang efisien karena dua jenis data dikumpulkan dalam satu tahap secara
bersamaan; (c) masing-masing jenis data dapat dikumpulkan dan dianalisis secara
terpisah dan independen serta dapat menggunakan teknik analisis data yang
disesuaikan dengan jenis datanya. Adapun keterbatasan atau kelemahan desain ini
adalah ; (a) memerlukan usaha keras dan memerlukan tenaga ahli karena
pengumpulan data yang concurrent dan bobot penggunaan ndua jenis data sama; (2)
peneliti mendapatkan tantangan pertanyaan “apa yang harus dilakukan jika
pendekatan kuantitatif dan kualitatif tidak setuju?”
b) Embedded
design
Embedded
design (Gambar 2) adalah desain mix method dimana seperangkat data berfungsi
sebagai pendukung (support), peranan kedua dalam studi tergantung pada jenis
data yang lain. Premis dasar desain ini adalah bahwa seperangkat data yang
single tidaklah cukup, karena pertanyaan penelitian yang berbeda perlu jawaban
yang berbeda pula, maka setiap jenis pertanyaan masing-masing membutuhkan jenis
data yang berbeda pula. Peneliti menggunakan desain ini apabila perlu untuk
memasukkan data kualitatif atau kuantitatif untuk menjawab pertanyaan
penelitian dalam studi kuantitatif atau kualitatif yang luas. Desain ini sangat
bermanfaat apabila peneliti membutuhkan untuk melekatkan (embed) komponen
kualitatif dalam desain kuantitatif, seperti dalam desain eksperimen atau
korelasional. Pada contoh eksperimen, peneliti memasukkan data kualitatif
karena beberapa alas an, misalnya untuk melakukan treatmen, untuk menguji
proses intervensi, atau untuk mengolah hubungan variable, atau bisa juga untuk
follow up hasil eksperimen. Gambar 2 (Embedded design) Prosedur. Prosedur embedded
design adalah memadukan (mix) seperangkat data yang berbeda dalam satu level
desain, yang mana satu jenis data melekat pada jenis data yang lain dalam suatu
kerangka metodologi. Contoh : Seorang peneliti dapat melekatkan/menempelkan
data kualitatif dalam metodologi kuantitatif sebagaimana dapat dilakukan dalam
desain eksperimen; atau data kuantitatif dapat dilekatkan kedalam metodologi
kualitatif sebagaimana dilakukan pada desain fenomenologi. Embeded design
melakukan pengumpulan data baik kuantitatif maupun kualitatif tetapi satu jenis
data berperan/berkedudukan sebagai suplemen dalam keseluruhan desain.
Model
Embeded. Ada dua model embedded, yaitu : (1) embedded experimental model dan
(2) correlational model. Embedded experimental model (gambar 2.1)adalah data
kualitatif digunakan dalam desain experimental (baik dalam eksperimen murni
maupun kuasieksperimen). Prioritas utama model ini dikembangkan dari
kuantitatif, metodologi eksperimen, dan data kualitatif mengikuti/mendukung
metodologi. Desain ini bisa digunakan dalam pendekatan one-phase maupun
two-phase. Embedded model correlational (gambar 2.2.) adalah kebalikan dari
eksperimental model. Dalam model ini data kualitatif mendukung desain
kuantitatif. Peneliti mengumpulkan data kualitatif sebagai bagian dari kegiatan
studi korelasional untuk membantu proses pelaksanaan kerja penelitian
korelasional..
Kelebihan
embedded design adalah : (1) peneliti dapat menggunakan desain ini apabila
diperkirakan waktu yang dibutuhkan sangat terbatas dan pengumpulan dua jenis
data (kualitatif dan kuantitatif) dapat dilakukan sekaligus dalam waktu yang
sama karena jenis data yang satu berfungsi sebagai pendukung terhadap jenis
data yang lain; (2) desain penelitian lebih logis dan mudah diterapkan sehingga
cocok bagi mahasiswa karena satu metoda membutuhkan sedikit data untuk bisa
mendukung metoda yang lain; (3) desain ini lebih tepat dijadikan agen temuan
karena focus utamanya adalah kuantitatif tradisional seperti analisis
eksperimen atau analisis korelasional.Adapun beberapa ketermatasan desain ini
adalah : (1) peneliti dituntut untuk menentukan tujuan khusus dalam mengumpulkan
data (apakah kuantitatif atau kualitatif) dan data tersebut harus jelas
penggunaannya apakah untuk studi luas kualitatif atau kuantitatif atau
penelitia menentukan tujuan utama dan tujuan pendukung; (2) sulit
mengintegrasikan hasil karena dua metode sekaligus digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian yang berbeda.
c. Explanatory design
Explanatory
design adalah desain yang menggunakan a two-phase mixed method (gambar 3).
Tujuan umum desain ini adalah data kuantitatif membantu memperjelas dan membentuk
hasil kualitatif yang inisial. Desain explanatory dapat juga digunakan oleh
peneliti apabila ingin membentuk kelompok yang didasarkan pada hasil
kuantitatif dan akan menindaklanjuti (follow up) kelompok tersebut melalui
penelitian kualitatif.
Explanatory
design juga disebut “ Explanatory Sequential Design” adalah desain yang
menerapkan „two phase‟. Desain ini dimulai dengan fase pertama pengumpulan dan
analisis data kuantitatif. Pada fase pertama ini berikutnya dilakukan
pengumpulan dan analisis tambahan terhadap data kualitatif. Fase pertama ini
disebut dengan “Fase Kuantitatif”. Fase kedua adalah fase kualitatif, yaitu
mendesain studi yang dihubungkan dengan hasil fase pertama. Karena desain
explanatory dimulai secara kuantitatif maka peneliti lebih banyak menekankan
pada metoda kuantitatif dibandingkan meoda kualitatif. Dengan demikian peneliti
menempuh prosedur melakukan survey kuantitatif dan mengidentifikasi perbedaan
signifikansi dan hasil penelitian dengan analisis statistik, dan selanjutnya hasil
tersebut secara lebih dalam dengan metoda kualitatif sehingga dapat memperjelas
mengapa hasil tersebut terjadi. Model Explanatory Design. Ada 2 model
explanatory design yaitu : (1) Follow up explanations model (gambar 3.1.); dan
(2) participant selection model (gambar 3.2). Follow up explanation model
digunakan apabila peneliti membutuhkan data kualitatif untuk memperjelas atau
memperluas hasil kuantitatif.
Pada model ini peneliti mengidentifikasi
temuan-temuan khusus kuantitatif yang membutuhkan penjelasan tambahan, misalnya
perbedaan statistic dalam kelompok, individu yang menempati tingkatan skor
ekstrim, atau hasil yang tidak terprediksikan. Berdasarkan pada temuan-temuan
khusus tersebut selanjutnya peneliti mengumpulkan data kualitatif melalui partisipan
yang dapat membantu untuk menjelaskan temuan-temuan khusus tersebut.
Participant selection model dapat digunakan apabila peneliti membutuhkan
informasi kuantitatif dalam rangka mengidentifikasi dan menyeleksi partisipan
untuk follow up dan memperdalam studi kualitatif. Model ini lebih menekankan
fase kedua yakni fase kualitatif.
Kelebihan
dan kelemahan. Design Explanatory memiliki beberapa kelebihan, yaitu : (1)
dengan melakukan dua fase kegiatan maka pelaksanaan penelitian lebih terarah,
karena peneliti melaksanakan penelitian dengan dua metoda secara terpisah dalam
setiap fase kegiatan dan setiap fase kegiatan hanya melakukan pengumpulan satu
jenis data; (2) laporan akhir dapat ditulis dalam 2 fase, sehingga dapat
memberikan keterangan yang jelas kepada pembaca, (3) penelitian dapat
menghasilkan temuan lebih dari satu temuan sesuai dengan cirri mixed method;
(4) desain explanatory menyenangkan para peneliti kuantitatif karena model
penelitiannya diawali dengan kuantitatif dan lebih berorientasi pada penelitian
kuantitatif. Adapun kelemahan dari desain explanatory adalah : (1) membutuhkan
waktu yang sangat lama; (2) peneliti dituntut harus menentukan apakah
menggunakan individu yang sama untuk 2 fase kegiatan, atau menggunakan individu
dari kelompok sampel yang sama untuk 2 fase kegiatan; atau mengambil beberapa
partisipan dari populasi yang sama untuk 2 fase kegiatan; (3) sulit menjamin
obyektivitas apabila peneliti tidak menseleksi partisipan yang dijadikan subyek
pada 2 fase kegiatan.
d. Exploratory design
Exploratory
design (gambar 4) hampir sama dengan explanatory design karena menggunakan
“two-phase” dengan tujuan hasil dari metoda kesatu (kualitatif) dapat membantu
metoda kedua (kuantitatif). Desain ini didasarkan pada premis bahwa eksplorasi
dibutuhkan dengan beberapa alas an, yaitu pengukuran atau instrument kurang
tepat, variable tidak diketahui, atau tidak ada kerangka acuan/teori. Desain
explanatory dimulai dengan kualitatif maka lebih tepat bila bermaksud untuk
mengeksplorasi sebuah fenomena.
Desain
ini sangat bermanfaat jika peneliti bermaksud untuk mengembangkan dan menguji
suatu instrument karena dianggap instrument kurang tepat atau untuk
mengidentifikasi variable-variabel penting melalui studi kuantitatif pada saat
variable penting tersebut tidak diketahui. Dan akan lebih tepat lagi digunakan
bila peneliti bertujuan untuk menggeneralisasikan hasil dari kelompok yang
berbeda, menguji aspek-aspek teori atau klasifikasi, mengeksplorasi sebuah
fenomena secara mendalam melalui pengukuran. Prosedur. Prosedur exploratory
design menerapkan 2 fase pendekatan, sehingga disebut pula “Exploratory
Sequential Design”. Prosedur ditempuh mulai dari data kualitatif, mengeksplor
fenomena, dan dilanjutkan dangan fase kedua fase kuantitatif. Peneliti menerapkan
desain ini dengan cara berangkat dari temuan kualitatif pada fase pertama untuk
selanjutnya pada fase kedua melakukan pengembangan instrument, identifikasi
variable, menguji proposisiberdasarkan teori.
Model
Exploratory Design. Ada dua model exploratory design yaitu:
1)
Instrument development
Instrument development model digunakan apabila
perlu mengembangkan dan mengimplementasikan instrument kuantitatif untuk
memperjelas temuan kualitatif. Peneliti mengawal dengan mengeksplorasi topic
penelitian secara kualitatif dengan melibatkan beberapa partisipan. Dari hasil
temuan kualitatif tersebut memberikan arah untuk mengembangkan item dan skala
instrument untuk survey kuantitatif. Pada kegiatan pengumpulan data fase kedua
peneliti melakukan validasi instrument secara kuantitatif;dengan demikian
metoda kualitatif dan metoda kuantitatif dihubungkan dengan cara mengembangkn
item-item instrument. Taxonomy development model digunakan apabila hasil temuan
pada fase kualitatif diperjelas lebih lanjut melalui kegiatan mengidentifikasi
variable-variabel penting, mengembangkan suatu taksonomi atau system
klasifikasi, mengembangkan teori, dan berikutnya fase uji kuantitatif hasil
secara detail.
Dengan
model ini fase kualitatif menghasilkan kategori atau hubungan khusus. Kategori
dan hubungan khusus tersebut membantu pertanyaann penelitian dan koleksi data
digunakan pada fase kedua yakni fase kuantitatif. Model ini digunakan apabila
peneliti akan memformulasikan pertanyaan penelitian kuantitatif atau uji
hipotesis dengan menggunakan dasar temuan kualitatif. Kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan explanatory design adalah :
a. Menggunakan
dua fase secara terpisah memudahkan untuk mendeskripsikan, mengimplementasikan,
dan menyusun laporan penelitian.
b. Desain
wxplanatory lebih menekankan pada aspek kualitatif tetapi komponen kuantitatif
dapat membantu pendekatan kualitatif lebih kuat;
c. Desain
ini mudah diaplikasikan untuk berbagai jenis penelitian khusunya untuk single
study. Sedangkan kelemahannya adalah :
Ø Memerlukan
waktu yang lama;
Ø Sulit mengkhususkan
prosedur fase kuantitatif;
Ø Peneliti
dituntut untuk mampu mempertimbangkan individu yang sama untuk menjadi
partisipan.
2. Judul Penelitian
3. Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis
4. Pengumpulan Data
5. Analisis Data
6. Menulis dan Mengevaluasi Mixed Method
Research
KESIMPULAN
Metode
penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif
untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga
diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif.
Gay dan Mills ( 2006: 496) menyatakan bahwa mixed
method adalah gaya dari penelitian yang menggunakan prosedur untuk menentukan
penelitian yang menerapkan keduanya yaitu kuslitatif dan kuantitatif agar
mendapatkan pemahamna yang seutuhnya.
Creswell
(2009) mengklasifikasikan terdapat dua model utama metode kombinasi yaitu model
sequential (kombinasi berurutan), dan model concurrent (kombinasi
campuran). Model urutan (sequential) ada dua yaitu model urutan
pembuktian (sequential explanatory) dan model urutan penemuan (sequential
exploratory). Model concurrent (campuran) ada dua yaitu, model concurrent
triangulation (campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang) dan concurrent
embedded (campuran penguatan/metode kedua memperkuat metode pertama).
Secara
umum metode penelitian kombinasi digunakan apabila peneliti ingin untuk memper
oleh data dan informasi yang lenkap, valid, reliabel dan obyektif.
literaturnya ngambil dari buku apa ya?
ReplyDeleteliteraturnya dari buku apa ya?
ReplyDelete