Headlines News :

PROFIL

Ujang Murana Wiajya, 23 Juli 1990
Home » » MIX METHOD (METODE CAMPURAN)

MIX METHOD (METODE CAMPURAN)

Written By Unknown on Thursday, March 26, 2015 | 3:47 AM



URAIAN BAB 19
MIX METHOD (METODE CAMPURAN)

            Uraian isi pokok bab  :Mixed Methods Research” secara garis besar mencakup 4 bahasan yaitu : (1) definisi mixed methods research; (2) Peredaan mixed methods research dibandingkan dengan kuantitatif dan kualitatif research; (3) mengapa lahir mixed methods research; (4) bagaimana menerapkan mixed methods research. A.
a)            Definisi Mixed Methods Research
Mixed Methods Research adalah suatu desain penelitian yang didasari asumsi filosofis sebagaimana metoda inkuiri. Mived Methods Research juga disebut sebagai sebuah metodologi yang memberikan asumsi filosofis dalam menunjukkan arah atau memberi petunjuk cara pengumpulan data dan menganalisis data serta perpaduan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa fase proses penelitian. Sebagai sebuah metoda, mixed methods research berfokus pada pengumpulan dan analisis data serta memadukan antara data kuantitatif dan data kualitatif baik dalam single study (penelitia tunggal) maupun series study (penelitian berseri). Premis sentral yang dijadikan dasar mixed methods research adalah menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik dibandingkan jika hanya menggunakan salah satu pendekatan saja (misalnya dengan pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja).




B. Perbedaan Mixed Methods Research Dibandingkan dengan Quantitative dan Qualitative Research
1. Ditinjau dari sudut pandang filosofis
Dalam bab Ini  dikemukakan ada 4 pandangan filosofis yang digunakan dalam penelitian. Pandangan ini terlihat dalam matriks berikut :
Post Positivism
Constructivism
Advocacy and Participatory
Pragmatism
Determination
Understanding
Political
Consequences of actions
Reductionism
Multiple participant  meanings
Empowerment and issue oriented
Problem oriented
Empirical observation and measurement
Social and historical construction
collaborative
Pluralistic
Theory verivication
Theory generation
Change oriented

Real – world
Practice oriented







Dari 4 pandangan tersebut dapat diuraikan penjelasan sebagai berikut :
a.     Penelitian kuantitatif didasari oleh pandangan Postpositivisme. Menurut pandangan ini bahwa peneliti mengklaim pengetahuan didasarkan pada : (1) determinasi atau pemikiran sebab-akibat; (2) reduksionisme, dengan cara mempersempit dan memusatkan pada variable yang akan dihubungkan; (3) mengobservasi secara detail dan melakukan pengukuran terhadap variable; (4) melakukan testing teori yang secara kontinyu diperbaiki.
b.     Penelitian kualitatif dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme, dimana konstruktivisme ini memiliki pandangan yang berbeda. Pemahaman atau makna suatu fenomena terbentuk oleh partisipan dan pandangan-pandangan subyektif dari partisipan. Pada saat partisipan memberikan pemahamannya atau jawabannya maka mereka berbicara sesuai dengan makna yang dialami selama berinteraksi social dengan orang lain dan apa yang mereka bicarakan juga berasal dari latar belakang pribadinya. Penemuan penelitian dibentuk dari pola “bottom up” yakni dari perspektif individu untuk dijadikan pola yang lebih luas yang pada akhirnya membentuk teori.
c.     Penelitian mixed methods research dipengaruhi oleh pandangan filsafat pragmatisme. Fokus utamanya ada pada konsekuensi penelitian; berpusat pada pertanyaan mendasar dalam penelitian dan bukan semata-mata berorientasi pada metoda penelitian. Multi metoda untuk pengumpulan data dilakukan dalam rangka memperoleh jawaban tentang masalah yang diteliti. Dengan kata lain pragmatisme ini bersifat pluralistic dan berorientasi pada “pekerjaan apa” serta bersifat praktis.
Berdasarkan pada 4 pandangan filosofis tersebut di atas, berikut dapat dipahami tentang elemen-elemen dari 4 pandangan filosofis dan implikasinya dalam praktik penelitian.
Elemen Pandangan Filosofis dan Implikasinya Dalam Praktik
Elemen Pandangan
Postpositivism
Constructivism
Advocacy and Participatory
Pragmatism
Ontologi (apa hakikat realita ? )
Realita tunggal (peneliti menolak atau gagal menolak hipotesis)
Multi realita (peneliti menghasilkan quotes (catatan) untuk mengilustrasikan perspektif yang berbeda
Realita politik (temuan dinegosiasikan dengan participan
Realita tunggal dan multi realita (peneliti mengetes hipotesis dan menghasilkan berbagai perspektif)
Epistimologi (apa hubungan antara peneliti dengan apa yang diteliti)
Jauh dan tidak parsial (peneliti mengumpulkan data secara obyektif dan dengan menggunaka instrument)
Kedekatan (peneliti mengunungi partisipan dan menyesuaikan dengan partisipan/menyatu dengan partisipan/menjalin keakraban dengan partisipan untuk mengumpulkan data
Kolaborasi (peneliti secara aktif memerankan partisipan sebagai nkolaborator)
Praktis (peneliti mengumpulkan data melalui “apa yang dikerjakan” untuk menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan penelitian)
Axiologi (apa peranan nilai dalam penelitian)
Tidak bias (peneliti menggunakan check list untuk menghindari bias) yakni pada saat menggunakan instrument close-ended.
Bias (peneliti aktif berbicara tentang adanya bias dan tergambar pada interpretasi yang dibuat peneliti)
Bias dan negosiasi (peneliti melakukan negosiasi dengan partisipan tentang interpretasi yang dirumuskan oleh peneliti)
Multi pandangan/pendirian (peneliti memanfaatkan baik perspektif/pandangan yang ias maupun yang tidak bias
Methodologi (bagaimana proses penelitian)
Deduktif (peneliti melakukan tes terhadap a priori teori)
Induktif (berdasarkan pandangan-pandangan partisipan
Participatory (peneliti melibatkan partisipandalam setiap tahapan
Combining (mengkombinsi) peneliti mengumpulkan data kuantitatif

Ditinjau dari sudut metodologi
a.    Dalam penelitian postpositivisme peneliti bekerja secara “top down”, dari sebuah teori dirumuskan hipotesis, pengumpulan data, dan dari data dikontradiksikan dengan teori.
b.    Penelitian konstruktivisme, pendekatan yang ditempuh adalah “bottom up”; menggunakan pandangan-pandangan partisipan untuk membentuk tema-tema yang lebih luas dan menggeneralisasikan suatu teori berdasarkan interkoneksi atau menghubungkan antara tema-tema yang terbentuk.
c.     Pragmatisme, pendekatan penelitian dikombinasikan antara berfikir deduktif dan berfikir induktif. Peneliti “mixes” (memadukan) data kuantitatif dandata kualitatif.
Sudut tinjauan metodologis tentang penelitian terdapat 4 elemen dasar proses penelitian yang dapat dilihat pada matriks berikut :
 Empat Elemen Dasar Dalam Proses Penelitian
Epistimology
Theoritical Perspective
Metodology
Methods
Objectivism
Positivism ( dan Postpositivism)
Penelitian eksperimen
Sampling
Constructivism
Interpretivism :
· Symbolic interactionism
· Phenomenology
· Hermeneutics
Penelitian survey
Pengukuran dan skala (measurement and scaling)
Subjectivism
Critical inquiry Feminism Postmodernism, dll
Ethnography Phenomenological research Grounded theory Heuristic inquiry Action research Discourse Analysis Feminist standpoint research
Questionnaire Observations :
Participant
Non participants

Interview Focus group Case study Life history Narrative Visual ethnographic methods Statistical analysis Data reduction
Theme

Macam-Macam Metode Penelitian Kombinasi (Mix method)
Creswell (2009) mengklasifikasikan terdapat dua model utama metode kombinasi yaitu model sequential (kombinasi berurutan), dan model concurrent (kombinasi campuran). Model urutan (sequential) ada dua yaitu model urutan pembuktian (sequential explanatory) dan model urutan penemuan (sequential exploratory). Model concurrent (campuran) ada dua yaitu, model concurrent triangulation (campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang) dan concurrent embedded (campuran penguatan/metode kedua memperkuat metode pertama).
1.    Model Sequential
Creswell (2009) mengemukakan tentang metode kombinasi model sequential adalah suatu prosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian dari satu metode dengan metode yang lain.
Metode ini dikatakan sequential, karena penggunaan metode dikombinasikan secara berurutan. Bila urutan pertama menggunakan metode kuantitatif, dan urutan kedua menggunakan kualitatif, maka metode tersebut dinamakan kombinasi sequential explanatory dan bila urutan pertama menggunakan metode kualitatif dan urutan kedua menggunakan metode kuantitatif, maka metode tersebut dinamakan metode penelitian kombinasi model sequential exploratory.
a.             Sequential explanatory
Metode penelitian kombinasi model sequential explanatory, dicirikan dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitataif pada tahap kedua, guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama.
b.           Sequential exploratory
Metode ini sama dengan metode sequential explanatory, hanya dibalik, dimana pada metode ini pada tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap berikutnya menggunakan metode kuantitatif. Bobot metode lebih pada metode tahap pertama yaitu metode kualitatif dan selanjutnya dilengkapi dengan metode kuantitatif. Kombinasi data kedua metode bersifat connecting (menyambung) hasil penelitian tahap pertama (hasil penelitian kualitatif) dan tahap berikutnya (hasil penelitian kuantitatif).
c.            Sequential Transformative Strategy
Model ini dilakukan dalam dua tahap dengan dipadu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu sosial) pada setiap prosedur penelitiannya. Tahap pertama bisa menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan metode kualitatif atau kuantitatif. Teori lensa dikemukakan pada bagian pendahuluan proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya pertanyaan penelitian untuk menggali masalah.

2.      Model Concurrent
Metode kombinasi model campuran, merupakan prosedur penelitian dimana peneliti menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif agar diperoleh analisis yang komprehensif guna menjawab masalah penelitian. Kalau dalam tipe sequential, penggabungan metode dilakukan secara berurutan dalam waktu yang berbeda, sedangkan dalam tipe concurrent penggabungan dengan cara dicampur dalam waktu yang sama. Dalam hal ini metode kuantitatif/kombinasi digunakan untuk menjawab satu jenis rumusan masalah atau satu jenis pertanyaan penelitian. Terdapat tiga model yaitu: Concurrent Triangulation strategy; concurrent embedded strategy, dan concurrent rent transformative strategy.
a)   Concurrent Triangulation Strategy
Model atau strategi ini merupakan model yang paling familier diantara enam model dalam metode kuantitatif/kombinasi/mixed methods. Dalam model ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama – sama, baik dalam pengumpulan data maupun analisisnya, kemudian dapat ditemukan mana data yang dapat digabungkan dan dibedakan.
b)   Concurrent Embedded Strategy
Metode penelitian kombinasi model embedded, merupakan metode penelitian yang mengkombinasikan pengguanaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara simultan/bersama – sama (atau sebaliknya), tetapi bobot metodenya berbeda. Pada model ini ada metode yang primer dan metode sekunder. Metode primer digunakan untuk memperoleh data yang utama, dan metode sekunder digunakan untuk memperoleh data guna mendukung data yang diperoleh dari metode primer.


c)   Concurrent Rent Transformative Strategy
Metode concurrent transformative merupakan gabungan antara model triangulation dan embedded. Dua metode pengumpulan data dilakukan pada satu tahap/fase penelitian dan pada waktu yang sama. Bobot metode bisa sama dan bisa tidak sama. Penggabungan data dapat dilakukan dengan merging, connecting atau embedding (mencampur dengan bobot sama, menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak sama).

b)   Langkah-langkah penelitian desain sequential explanatori
Sesuai karakteristik metode kombinasi sequential explanatory, dimana pada tahap pertama penelitian menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kadua menggunakan metode kualitatif. Dengan demikian, penelitian kombinasi dilakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian kuantitatif dan rumusan masalah penelitian kualitatif, atau rumusan masalah yang berbeda, tetapi saling melengkapi.

1.      Metode Kuantitatif
langkah-langkah dalam metode kuantitatif adalah menentukan masalah/potensi dan membuat rumusan masalah, melakukan kajian teori dan merumuskan hipotesis, mengumumpulkan dan analisis data untuk menguji hipotesis, dan selanjutnya dapat dibuat kesimpuan berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Dalam suatu penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data.selainitu populasi dan sampel juga untuk menguji hipotesis yang telah ditemukan.
a)      Masalah dan Potensi
Penelitian kuantitatif berangkat dari masaah dan atau potensi yang sudah jelas. Masalah adalah penyimpangan dari apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi (das sein dan das solen). Misalnya, penyimpangan antara kebijakan dengan pelaksanaan atau penyimpangan antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan.
Suatu penelitian juga bisa diangkat dari potensi. Penelitian yang berangkat dari potensi cenderung lebih baik daripada penelitian yang berangkat dari masalah. Jika penelitian yang berangkat dari masalah, maka hasil penelitian lebih berguna untuk memecahakan masalah, sedangkan jika penelitian berangkat dari potensi, hasil penelitian berguna untu pengembangan, atau peningkatan kemajuan. Potensi adalah segala sesuatu yang bila dikembangkan akan dapat meningkatkan nilai tambah. Sebagai contoh,  potensi sumber daya pertanian di Indonesia yang dapat dijadikan sumber energi alternatif.

b) Landasan Teori dan Hipotesis
Setelah masalah dirumuskan, maka peneliti mencari dan memilih teori yang relevan sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah, memberi definisi operasional, merumuskan hipotesis dan mengembangkan instrumen. Jumlah teori yang digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Hipotesis yang dikemukakan dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

c)      Pengumpulan Analisis Data Kuantitatif
Setelah hipotesis dirumuskan, maka hipotesis tersebut selanjutnya dibuktikan kebenarannya berdasarkan data. Untuk itu sebelum dikumpulkan, perlu ditetapkan populasi dan sampelnya beserta instrumen penelitiannya. Jumlah instrumen tergantung pada variabel yang diteliti. Sebelum digunakan, instrumen juga perlu teruji validitas dan reabilitasnya. Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

d)      Hasil Pengujian Hipotesis
Ini merupakan langkah akhir dari tahap metode kuantitatif. Data kuantitatif yang telah dianalisis dan hipotesis yang telah diuji selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, gambar, dan narasi singkat. Penyajian data meliputi deskripsi data kuantitatif nilai setiap variabel, setiap indikator, bahkan setiap butir instrumen. Dengan demikian nilai setiap variabel, setiap indikator dan setiap butir instrumen dapat diketahui.

2.      Metode Kualitatif
Jika dalam penelitian kuantitatif, penelitian berakhir setelah hipotesis terbukti atau tidka terbukti. Dalam penelitian campuran model sequential explanatory, penelitian masih berlanjut dengan metode kualitatif, untuk membuktikan, memperkuat, memperdalam, memperluas, memperlemah, dan mengugurkan data kuantitatif yang telah diperoleh pada tahap awal.

a)      Penentuan Sumber Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian kuantitatif pada tahap awal, selanjutnya peneliti kualitatif, menentukan sumber data yang diharapkan dapat memberi informasi yang dapat digunakan untuk melengkapi  data kuantitatif yang telah diperoleh  pada penelitian tahap I. sesuai dengan metodenya, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara kualitatif, misalnya melaui purposive (narasumber yang paling tahu tentang apa informasi yang dibutuhkan) dan bersifat snowball (jumlahnya berkembang semakin banyak).

b)      Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif
Setelah sumber data ditetapkan, maka selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data dengan metode kualitatif seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dan pengujian kredibilitas data dapat dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data. Dari hasil analisis kualitatif diharapkan diperoleh data kualitatif yang kredibel untuk melengkapi data kuantitatif.

c)      Analisis Data Kuantitatif dan Kuaitatif
Setelah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) diperoleh, langkah selanjutnya adalah menganlisis kembali kedua kelompok data tersebut. Analisis data dapat dilakukan dengan menggabungkan kedua data yang sejenis sehingga data kuantitatif diperluas dan diperdalam dengan data kulitatif. Analisis juga dapat dilakukan dengan membandingkan kedua kelompok data, sehingga dapat ditemukan perbedaan dan kesamaan diantara 2 kelompok data tersebut.

d)      Kesimpulan Hasil Penelitian
Langkah terakhir penelitian adalah membuat laporan penelitian yang didalamnya terdapat kesimpulan dan memberikan saran-saran. Kesimpulan yang diberikan adalah untuk menjawab secara singkat terhadap rumusan masalah penelitian berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. Jumlah butir kesimpulan harus sama dengan jumlah rumusan masalah. Berdasarkan kesimpulan tersebut, selanjutnya dibuat saran untuk memperbaiki keadaan. Saran yang diberikan tentunya berdasarkan pada hasil penelitian. Jumlah butir saran tidak harus sama dengan jumlah butir kesimpulan.

c)    Langkah-langkah penelitian desain concurrent triangulation

Metode penelitian dapat berangkat dari rumusan masalah kualitatif atau kuantitatif yang sejenis. Rumusaan masalah kualitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban dengaan data kualitatif, dan rumusan masalah kuantitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan data kuantitatif. Rumusan masalah yang sejenis adalah rumusan masalah yang isi dan bentuknya sama. Bentuk rumusan masalah adalah deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif. Penelitian dapat dilakukan berdasarkan satu bentuk masalah, dua bentuk masalah atau seluruh bentuk masalah.
Saat peneliti menggunakan metode kualitatif, maka peneliti harus memperkut diri menjadi human instrument agar bisa mngumpulkan, dan menganalisis data kualitatif, dan pada saat menjadi peneliti kuantitatif, peneliti melakukan kajian teori untuk dapat dirumuskan hipotesis dan instrument penelitian. Instrument penelitian digunakan untukk mengumpulkan data kuantitatif. Data kualitatif yang telah terkumpul dianalisis seccara kualitatif, dan data kualitatif dianalisis dengan statistik. Kedua klompok data hasil analisis kualitatif dan kuantitatif selanjutnya dianalisis lagi dengan meta anallisis (analisis data hasil penelitian kualiatif dan kuantitatif atua sebaliknya) untuk dapat dikelompokan, dibedakan ,dan dicari hubungan satu data ddengan data yang lain, sehingga apakah kedua data saling memperkuat, memperlemah atau bertentangan.

d)       Langkah-langkah penelitian desain concurrent embedded
Seperti dikemukakan terdapat dua model dalam penelitian concurrent embedded, yaitu metode kuantitatif yang menjadi metode primer dan atau metode kualitatif yang metode primer. Langkah-langkah penelitian metode kuantitatif sebagai metode primer seperti di bawah ini.
Penelitian berangkat dari masalah atau potensi. Potensi yang ingin diberdayakan, tetapi tidak bisa cara memberdayakan, juga akan menimbulkan masalah. Setelah masalah dan yang melatarbelakangi dikemukakan dengan fakta, selanjutnya dibuat rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan penelitian. Rumusan masalah bisa berbentuk rumusan deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif.
Setelah masalah dirumuskan maka, selanjutnya peneliti memilih teori yang dapat digunakan untuk memperjelas masalah, merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian. Setelah instrument disusun diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah instrument terbukti valid dan reliable, maka selanjutnya digunakan untuk mengumpulkan data guna menjawab rumusan masalah kuantitatif dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrument dan pengumpulan data kualitatif dengan observasi, dan wawancara. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan sample penelitian yang diambil secara random dan pengumpulan dan kualitatif dikumpulkan dengan sample purposive dan snowball. Data kuantitatif yang telah terkumpul dianalisis dengan statistic dan data kualitatif dianalisis secara kualitatif.
Data kuantitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kualitatif, selanjutnya dianalisis untuk digabungkan dan dibandingkan, sehingga dapat ditemukan data kualitatif mana yang memperkuat, memperluas dan mengugurkan data kuantitatif. Data kuantitatif yang bersifat deskriptif atau hasil pengujian hipotesis berikut data kualitatif sebagai pelengkapnya, selanjutnya disajikan dalam bentuk table atau grafik dan dilengkapi dengan data kualitatif. Data tersebut selanjutnya diberikan pembahasan, sehingga hasil penelitian menjadi semakin jelas dan mantap. Langkah terakhir dari proses penelitian ini adalah membuat laporan penelitian, yang di bagian akhirnya ada kesimpulan dan saran. Kesimpulan berupa jawaban terhadap rumusan masalah berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian selanjutnya diberikan saran. Bila kesimpulan memberikan informasi yang baik, maka tidak perlu diberikan saran, sehingga jumlah saran tidak harus sama dengan jumlah kesimpulan.
Langkah-langkah metode kualitatif sebagai metode primer sebagai berikut. Seperti telah banyak dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif digunakan bisa berangkat dari potensi, keingintahuan di obyek ada apa, dan bisa dari masalah yang bersifat sementara. Masalah tersebut akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan. Setelah peneliti melakukan penjelajahan umum (grand tour observation) ke obyek yang diteliti, maka peneliti baru dapat menemukan fokus penelitian. Berdasarkan fokus penelitian tersebut, selanjutnya peneliti dapat membuat rumusan masalah yang berupa pertanyaan penelitian sebagai panduan untuk mengumpulkan data di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan landasab teori sebagai bahan untuk perumusan hipotesis, tetapi melakukan kajian berbagai teori perspektif yang sesuai dengan konteks penelitian. Dengan kajian tersebut akan dapat memperkuat peneliti kualitatif sebagai “human instrument”, sehingga peneliti kualitatif mampu melakukan penjelajahan umum pada obyek yang diteliti, menetapkan fokus, menetapkan sumber data, mengumpulkan dan analisis data kualitatif.
Teori yang digunakan oleh peneliti kualitatif, juga bersifat sementara dan akan berkembang sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan peneliti di lapangan. Penelitian kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan (bukan teori) untuk membangun hipotesis atau teori baru


e)                  Kapan penelitian kombinasi digunakan ?
Secara umum metode penelitian kombinasi digunakan apabila peneliti ingin untuk memper oleh data dan informasi yang lenkap, valid, reliabel dan obyektif. Kemudian secara specifik metode kombinasi digunakan apabila :
a)           Peneliti yang ingin melengkapi hasil penelitian kuantitatif yang diperkaya dengan data-data yang bersifat kualitatif yang tidak bia digali dengan metode kuantitatif.
b)           Peneliti ingin hasil penelitian kualitatif dapat diberlakukan pada populasi yang lebih luas.
c)            Peneliti ingin mendapatkan data yang lebih komprehensip yang dapat dicari dengan metode kuantitatif dan kualitatif dalam waktu yang sama.
d)           Peneeliti ingin melakukan penelitian yang bersifat proses dengn metode kualitatif, dan meneliti produk dengan kuantitatif.
e)           Peneliti ingin melakukan penelitian tindakan (action research).
f)             Peneliti ingin melakukan penelitian untukmenghasilkan produk yang terujidengan metode R & D (research and development).

f)     Ditinjau dari Pengumpulan dan analisis data
Kuantitatif Data kuantitatif berasal dari informasi yang bersifat close-ended (jawaban tertutup). Misalnya : pengukuran sikap, perilaku, atau instrument pengukuran perilaku yang lain. Koleksi data kuantitatif menggunakan instrument daftar check list close-ended, yang dapat dilakukan peneliti dengan cara memberi tanda check (√ ) pada perilaku yang terlihat. Kadang-kadang informasi/data kuantitatif diperoleh dari dokumen, catatan hasil sensus, catatan kehadiran. Analisis data kuantitatif menggunakan analisis statistic berdasarkan skor yang terkumpul dari instrument (checklist, dokumen, hipotesis).

Kualitatif
Data kualitatif bersumber dari informasi yang bersifat open-ended (jawaban terbuka) yang dikumpulkan oleh peneliti melalui interview dengan partisipan. Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan open ended disampaikan pada saat berlangsungnya interview dan sepenuhnya memberi kesempatan kepada partisipan untuk menjawab dengan menggunakan kata kalimat/ bahasanya sendiri. Data kualitatif dikumpulkan melalui observasi kepada partisipan atau subyek penelitian, memperoleh dokumen pribadi partisipan (missal : catatan harian (diary), dokumen yang bersifat umum (lamanya suatu pertemuan), atau mengumpulkan dokumen individual (video, artefaks). Analisis data kualitatif (kata, kalimat, image, pendapat) dikelompokkan sesuai jenisnya menurut kelompok informasi (kategori kata atau image) atau kelompok berbagai ide yang diperoleh selama pengumpulan data.

Mixed Method Research
Menghasilkan pengumpulan dan analisis data kuantitatif maupun kualitatif. Pengumpulan data menggunakan instrument open ended dan close ended, dengan alas an menggunakan kombinasi atau perpaduan open dan close ended lebih baik dari pada hanya memperoleh dari sumber data dokumen. Terdapat kelemahan sumber data pada penelitian kuantitatif dan kualitatif. Sumber data tidak terpetakan secara jelas baik pada penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif, yakni sangat minim karena hanya berkisar pada data yang dibutuhkan saja. Untuk mengatasi kelemahan tersebut maka dalam mixed method research dilakukan pola sebagai berikut: survey sebagai salah satu sumber data kuantitatif digunakan dalam penelitian kualitatif etnografis; cerita narasi digunakan dalam penelitian kualitatif dijadikan model dalam penelitian kuantitatif histories.
g)   Mengapa Lahir Mixed Method Research
Premis dasar yang dijadikan alasan mengapa lahir Mixed Method Research adalah : “Bahwa kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif akan menghasilkan pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian dibandingkan bila hanya menggunakan salah satu pendekatan saja”. Selain dari premis dasar tersebut Mixed Method Research bertujuan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada pada pendekatan kuantitatif maupun pendekatan kualitatif. Alasan mengapa penelitian kuantitatif memiliki kelemahan adalah lemah dalam pengendaliannya terhadap konteks atau seting pada saat partisipan berbicara atau menyampaikan pendapat ketika diwawancarai. Demikian juga suara partisipan tidak didengar langsung. Peneliti yang menggunakan pendekatan kuantitatif bertahan sesuai latar belakang masalah yang dirumuskan, dipengaruhi oleh bias pribadinya, dan interpretasi jarang didiskusikan.
Penelitian kualitatif sebenarnya sudah berusaha menutup kelemahan penelitian kuantitatif. Namun demikian penelitian kualitatif juga masih punya kelemahan, yaitu interpretasi personal dibuat/dirumuskan oleh peneliti sendiri dan pada proses inilah bias terjadi. Sulit menggeneralisasikan temuan untuk kelompok sasaran yang banyak karena jumlah partisipan yang dijadikan subyek penelitian terbatas. Berangkat dari titik-titik kelemahan tersebut, baik pada penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif maka muncullah Mixed Methods Research, dengan kelebihan sebagai berikut :
a)    Mixed method research menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data tertentu saja.
b)    Mixed method research dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak dapat dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif. Contoh : apakah pendapat partisipan yang diperoleh dari wawancara dan hasil pengukuran dengan instrument tertentu harus dipisah ? (pertanyaan inilah yang akan dijawab oleh mixed method research, bahwa alat pengumpul data tidak hanya terbatas pada satu alat saja. “Apa yang dapat menerangkan atau memperjelas hasil penelitian kuantitatif ? (mixed method research menjawab, data kualitatif menerangkan/memperjelas hasil penelitian kuantitatif).
c)    Mixed method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi dimaksud adalah kolaborasi social, behavioral, dan kolaborasi humanistic.
d)    Mixed method research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan atau paradigma.
e)    Mixed method research itu “praktis” karena peneliti memiliki keleluasaaan menggunakan metoda untuk meneliti masalah.
Kelebihan mixed method research tersebut didasari “asumsi filosofis” yaitu :
a)    Ada paradigma atau pandangan “terbaik” tentang mixed method research, yaitu :
ü  Baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif keduanya menggunakan “single study”.
ü  Pertanyaan penelitian menjadi penting dan mendasar – lebih penting dari pada metoda atau pandangan filosofis yang menentukan metoda.
ü  Pilihan terbaik adalah meninggalkan dichotomy antara postpositivisme dan konstruktivisme.
ü  Penggunaan konsep metafisika seperti “kebenaran” dan “realita” harus ditinggalkan.
ü  Filosofi penelitian praktis dan aplikatif menentukan pemilihan metodologi.
b)    Peneliti dapat menggunakan berbagai paradigma dan pandangan dalam penelitian mixed method.
Pandangan/paradigma berhubungan erat dengan jenis desain mixed method dan sangat menentukan jenis desain.
H. Bagaimana Menerapkan Mixed Method Research
Pada bahasan tentang bagaimana menerapkan mixed method diuraikan tentang : (1) desain mixed method research; (2) judul penelitian; (3) pertanyaan penelitian dan hipotesis; (4) pengumpulan data; (5) analisis data; (6) menulis dan mengevaluasi mixed method research.
1. Desain Mixed Method Research
Desain research adalah prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan melaporkan data dalam penelitian. Desain penelitian sangat penting dipahami karena merupakan petunjuk bagi peneliti untuk memutuskan metoda yang akan dipilih dalam melaksanakan studi dan bagaimana membuat interpretasi pada akhir studi. Pertimbangan penting dalam memilih desain adalah : (a) memahami tujuan dari setiap jenis desain; (2) memahami prosedur desain; (3) memahami kelebihan dan kekurangan dari setiap jenis desain; (4) mengenal timing (lamanya waktu), bobot (berat –ringannya) dan bagaimana cara mixing (memadukan) dari setiap desain. Desain mixed method dikenal ada 4 jenis desain yaitu : (a) triangulation design; (2) embedded design; (3) explanatory design; (4) exploratory design.
a)    Triangulation design
Tujuan desain ini adalah untuk memperoleh data yang berbeda tetapi saling melengkapi (complementary) untuk meneliti masalah penelitian dengan topic yang sama. Maksud penggunaan desain ini adalah untuk menyeimbangkan kelebihan dan kekurangan yang overlap antara metoda kuantitatif dan kualitatif. Tergambar sebagai berikut, kuantitatif (ukuran sampel luas, trend, dan membuat generalisasi) sedangkan kualitatif ( ukuran sampel kecil, detail, dan mendalam). Desain ini digunakan apabila peneliti ingin membandingkan dan membedakan secara langsung terhadap hasil analisis statistic kuantitatif dengan temuan kualitatif atau untuk memvalidasi/mengekspansi hasil kuantitatif dengan data kualitatif. Ada lima model triangulation design, yaitu : (1) a one-phased model; (2) convergence model; (3) data transformation model; (4) validating quantitative data model; dan (5) multilevel model. Gambar setiap model (dian yang bantu) Prosedur dari setiap model adalah sebagai berikut :
Ø  A one-phased model (Gambar 1.1.); peneliti menerapkan metoda kuantitatif dan kualitatif dalam waktu yang sama dan dengan bobot yang sama. Peneliti menggabungkan dua jenis data, dengan cara masing-masing analisis data digabungkan untuk menginterpretasi hasil atau mentransformasi data untuk menggabungkan dua jenis data dalam proses analisis.
Ø  Convergence model (Gambar 1.2); peneliti mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif dan kualitatif secara terpisah dalam fenomena yang sama dan dari hasil analisis yang berbeda tersebut dipertemukan (converge) dengan cara membandingkan dan membedakan hasil analisis data untuk diinterpretasikan.
Ø  Data transformation model peneliti melakukan pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif secara terpisah, dan selanjutnya mentransformasikan dari jenis data yang satu dengan jenis data yang lain. Hal ini akan saling melengkapi yaitu apakah data kuantitatif melengkapi untuk menghasilkan temuan kualitatif atau sebaliknya data kualitatif melengkapi temuan kuantitatif.
Ø  Validating quantitative data model peneliti mengumpulkan dua jenis data dengan satu instrument survey. Model ini digunakan apabila bertmaksud untuk memvalidasi dan mengekspansi temuan kuantitatif melalui survey dengan cara memasukkan beberapa pertanyaan open-ended seperti yang digunakan dalam penelitian kualitatif.
Ø  Multilevel model pada model ini metoda yang berbeda (kuantitatif dan kualitatif) digunakan untuk menangani tingkatan yang berbeda dalam satu system. Temuan dari setiap tingkatan dipadukan untuk merumuskan interpretasi menyeluruh.
Kelebihan dan Kelemahan. Desain triangulation memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan desain triangulation adalah : (a) memberikan rasa intuisi; (b) meripakan desain yang efisien karena dua jenis data dikumpulkan dalam satu tahap secara bersamaan; (c) masing-masing jenis data dapat dikumpulkan dan dianalisis secara terpisah dan independen serta dapat menggunakan teknik analisis data yang disesuaikan dengan jenis datanya. Adapun keterbatasan atau kelemahan desain ini adalah ; (a) memerlukan usaha keras dan memerlukan tenaga ahli karena pengumpulan data yang concurrent dan bobot penggunaan ndua jenis data sama; (2) peneliti mendapatkan tantangan pertanyaan “apa yang harus dilakukan jika pendekatan kuantitatif dan kualitatif tidak setuju?”
b)    Embedded design
Embedded design (Gambar 2) adalah desain mix method dimana seperangkat data berfungsi sebagai pendukung (support), peranan kedua dalam studi tergantung pada jenis data yang lain. Premis dasar desain ini adalah bahwa seperangkat data yang single tidaklah cukup, karena pertanyaan penelitian yang berbeda perlu jawaban yang berbeda pula, maka setiap jenis pertanyaan masing-masing membutuhkan jenis data yang berbeda pula. Peneliti menggunakan desain ini apabila perlu untuk memasukkan data kualitatif atau kuantitatif untuk menjawab pertanyaan penelitian dalam studi kuantitatif atau kualitatif yang luas. Desain ini sangat bermanfaat apabila peneliti membutuhkan untuk melekatkan (embed) komponen kualitatif dalam desain kuantitatif, seperti dalam desain eksperimen atau korelasional. Pada contoh eksperimen, peneliti memasukkan data kualitatif karena beberapa alas an, misalnya untuk melakukan treatmen, untuk menguji proses intervensi, atau untuk mengolah hubungan variable, atau bisa juga untuk follow up hasil eksperimen. Gambar 2 (Embedded design) Prosedur. Prosedur embedded design adalah memadukan (mix) seperangkat data yang berbeda dalam satu level desain, yang mana satu jenis data melekat pada jenis data yang lain dalam suatu kerangka metodologi. Contoh : Seorang peneliti dapat melekatkan/menempelkan data kualitatif dalam metodologi kuantitatif sebagaimana dapat dilakukan dalam desain eksperimen; atau data kuantitatif dapat dilekatkan kedalam metodologi kualitatif sebagaimana dilakukan pada desain fenomenologi. Embeded design melakukan pengumpulan data baik kuantitatif maupun kualitatif tetapi satu jenis data berperan/berkedudukan sebagai suplemen dalam keseluruhan desain.
Model Embeded. Ada dua model embedded, yaitu : (1) embedded experimental model dan (2) correlational model. Embedded experimental model (gambar 2.1)adalah data kualitatif digunakan dalam desain experimental (baik dalam eksperimen murni maupun kuasieksperimen). Prioritas utama model ini dikembangkan dari kuantitatif, metodologi eksperimen, dan data kualitatif mengikuti/mendukung metodologi. Desain ini bisa digunakan dalam pendekatan one-phase maupun two-phase. Embedded model correlational (gambar 2.2.) adalah kebalikan dari eksperimental model. Dalam model ini data kualitatif mendukung desain kuantitatif. Peneliti mengumpulkan data kualitatif sebagai bagian dari kegiatan studi korelasional untuk membantu proses pelaksanaan kerja penelitian korelasional..
Kelebihan embedded design adalah : (1) peneliti dapat menggunakan desain ini apabila diperkirakan waktu yang dibutuhkan sangat terbatas dan pengumpulan dua jenis data (kualitatif dan kuantitatif) dapat dilakukan sekaligus dalam waktu yang sama karena jenis data yang satu berfungsi sebagai pendukung terhadap jenis data yang lain; (2) desain penelitian lebih logis dan mudah diterapkan sehingga cocok bagi mahasiswa karena satu metoda membutuhkan sedikit data untuk bisa mendukung metoda yang lain; (3) desain ini lebih tepat dijadikan agen temuan karena focus utamanya adalah kuantitatif tradisional seperti analisis eksperimen atau analisis korelasional.Adapun beberapa ketermatasan desain ini adalah : (1) peneliti dituntut untuk menentukan tujuan khusus dalam mengumpulkan data (apakah kuantitatif atau kualitatif) dan data tersebut harus jelas penggunaannya apakah untuk studi luas kualitatif atau kuantitatif atau penelitia menentukan tujuan utama dan tujuan pendukung; (2) sulit mengintegrasikan hasil karena dua metode sekaligus digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang berbeda.
c. Explanatory design
Explanatory design adalah desain yang menggunakan a two-phase mixed method (gambar 3). Tujuan umum desain ini adalah data kuantitatif membantu memperjelas dan membentuk hasil kualitatif yang inisial. Desain explanatory dapat juga digunakan oleh peneliti apabila ingin membentuk kelompok yang didasarkan pada hasil kuantitatif dan akan menindaklanjuti (follow up) kelompok tersebut melalui penelitian kualitatif.
Explanatory design juga disebut “ Explanatory Sequential Design” adalah desain yang menerapkan „two phase‟. Desain ini dimulai dengan fase pertama pengumpulan dan analisis data kuantitatif. Pada fase pertama ini berikutnya dilakukan pengumpulan dan analisis tambahan terhadap data kualitatif. Fase pertama ini disebut dengan “Fase Kuantitatif”. Fase kedua adalah fase kualitatif, yaitu mendesain studi yang dihubungkan dengan hasil fase pertama. Karena desain explanatory dimulai secara kuantitatif maka peneliti lebih banyak menekankan pada metoda kuantitatif dibandingkan meoda kualitatif. Dengan demikian peneliti menempuh prosedur melakukan survey kuantitatif dan mengidentifikasi perbedaan signifikansi dan hasil penelitian dengan analisis statistik, dan selanjutnya hasil tersebut secara lebih dalam dengan metoda kualitatif sehingga dapat memperjelas mengapa hasil tersebut terjadi. Model Explanatory Design. Ada 2 model explanatory design yaitu : (1) Follow up explanations model (gambar 3.1.); dan (2) participant selection model (gambar 3.2). Follow up explanation model digunakan apabila peneliti membutuhkan data kualitatif untuk memperjelas atau memperluas hasil kuantitatif.
 Pada model ini peneliti mengidentifikasi temuan-temuan khusus kuantitatif yang membutuhkan penjelasan tambahan, misalnya perbedaan statistic dalam kelompok, individu yang menempati tingkatan skor ekstrim, atau hasil yang tidak terprediksikan. Berdasarkan pada temuan-temuan khusus tersebut selanjutnya peneliti mengumpulkan data kualitatif melalui partisipan yang dapat membantu untuk menjelaskan temuan-temuan khusus tersebut. Participant selection model dapat digunakan apabila peneliti membutuhkan informasi kuantitatif dalam rangka mengidentifikasi dan menyeleksi partisipan untuk follow up dan memperdalam studi kualitatif. Model ini lebih menekankan fase kedua yakni fase kualitatif.
Kelebihan dan kelemahan. Design Explanatory memiliki beberapa kelebihan, yaitu : (1) dengan melakukan dua fase kegiatan maka pelaksanaan penelitian lebih terarah, karena peneliti melaksanakan penelitian dengan dua metoda secara terpisah dalam setiap fase kegiatan dan setiap fase kegiatan hanya melakukan pengumpulan satu jenis data; (2) laporan akhir dapat ditulis dalam 2 fase, sehingga dapat memberikan keterangan yang jelas kepada pembaca, (3) penelitian dapat menghasilkan temuan lebih dari satu temuan sesuai dengan cirri mixed method; (4) desain explanatory menyenangkan para peneliti kuantitatif karena model penelitiannya diawali dengan kuantitatif dan lebih berorientasi pada penelitian kuantitatif. Adapun kelemahan dari desain explanatory adalah : (1) membutuhkan waktu yang sangat lama; (2) peneliti dituntut harus menentukan apakah menggunakan individu yang sama untuk 2 fase kegiatan, atau menggunakan individu dari kelompok sampel yang sama untuk 2 fase kegiatan; atau mengambil beberapa partisipan dari populasi yang sama untuk 2 fase kegiatan; (3) sulit menjamin obyektivitas apabila peneliti tidak menseleksi partisipan yang dijadikan subyek pada 2 fase kegiatan.
d. Exploratory design
Exploratory design (gambar 4) hampir sama dengan explanatory design karena menggunakan “two-phase” dengan tujuan hasil dari metoda kesatu (kualitatif) dapat membantu metoda kedua (kuantitatif). Desain ini didasarkan pada premis bahwa eksplorasi dibutuhkan dengan beberapa alas an, yaitu pengukuran atau instrument kurang tepat, variable tidak diketahui, atau tidak ada kerangka acuan/teori. Desain explanatory dimulai dengan kualitatif maka lebih tepat bila bermaksud untuk mengeksplorasi sebuah fenomena.
Desain ini sangat bermanfaat jika peneliti bermaksud untuk mengembangkan dan menguji suatu instrument karena dianggap instrument kurang tepat atau untuk mengidentifikasi variable-variabel penting melalui studi kuantitatif pada saat variable penting tersebut tidak diketahui. Dan akan lebih tepat lagi digunakan bila peneliti bertujuan untuk menggeneralisasikan hasil dari kelompok yang berbeda, menguji aspek-aspek teori atau klasifikasi, mengeksplorasi sebuah fenomena secara mendalam melalui pengukuran. Prosedur. Prosedur exploratory design menerapkan 2 fase pendekatan, sehingga disebut pula “Exploratory Sequential Design”. Prosedur ditempuh mulai dari data kualitatif, mengeksplor fenomena, dan dilanjutkan dangan fase kedua fase kuantitatif. Peneliti menerapkan desain ini dengan cara berangkat dari temuan kualitatif pada fase pertama untuk selanjutnya pada fase kedua melakukan pengembangan instrument, identifikasi variable, menguji proposisiberdasarkan teori.



Model Exploratory Design. Ada dua model exploratory design yaitu:
1)               Instrument development
Instrument development model digunakan apabila perlu mengembangkan dan mengimplementasikan instrument kuantitatif untuk memperjelas temuan kualitatif. Peneliti mengawal dengan mengeksplorasi topic penelitian secara kualitatif dengan melibatkan beberapa partisipan. Dari hasil temuan kualitatif tersebut memberikan arah untuk mengembangkan item dan skala instrument untuk survey kuantitatif. Pada kegiatan pengumpulan data fase kedua peneliti melakukan validasi instrument secara kuantitatif;dengan demikian metoda kualitatif dan metoda kuantitatif dihubungkan dengan cara mengembangkn item-item instrument. Taxonomy development model digunakan apabila hasil temuan pada fase kualitatif diperjelas lebih lanjut melalui kegiatan mengidentifikasi variable-variabel penting, mengembangkan suatu taksonomi atau system klasifikasi, mengembangkan teori, dan berikutnya fase uji kuantitatif hasil secara detail.
Dengan model ini fase kualitatif menghasilkan kategori atau hubungan khusus. Kategori dan hubungan khusus tersebut membantu pertanyaann penelitian dan koleksi data digunakan pada fase kedua yakni fase kuantitatif. Model ini digunakan apabila peneliti akan memformulasikan pertanyaan penelitian kuantitatif atau uji hipotesis dengan menggunakan dasar temuan kualitatif. Kelebihan dan kelemahan. Kelebihan explanatory design adalah :
a.    Menggunakan dua fase secara terpisah memudahkan untuk mendeskripsikan, mengimplementasikan, dan menyusun laporan penelitian.
b.    Desain wxplanatory lebih menekankan pada aspek kualitatif tetapi komponen kuantitatif dapat membantu pendekatan kualitatif lebih kuat;
c.    Desain ini mudah diaplikasikan untuk berbagai jenis penelitian khusunya untuk single study. Sedangkan kelemahannya adalah :
Ø  Memerlukan waktu yang lama;
Ø  Sulit mengkhususkan prosedur fase kuantitatif;
Ø  Peneliti dituntut untuk mampu mempertimbangkan individu yang sama untuk menjadi partisipan.

2. Judul Penelitian
3. Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis
4. Pengumpulan Data
5. Analisis Data
6. Menulis dan Mengevaluasi Mixed Method Research
KESIMPULAN
Metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif.
Gay  dan Mills ( 2006: 496) menyatakan bahwa mixed method adalah gaya dari penelitian yang menggunakan prosedur untuk menentukan penelitian yang menerapkan keduanya yaitu kuslitatif dan kuantitatif agar mendapatkan pemahamna yang seutuhnya.
Creswell (2009) mengklasifikasikan terdapat dua model utama metode kombinasi yaitu model sequential (kombinasi berurutan), dan model concurrent (kombinasi campuran). Model urutan (sequential) ada dua yaitu model urutan pembuktian (sequential explanatory) dan model urutan penemuan (sequential exploratory). Model concurrent (campuran) ada dua yaitu, model concurrent triangulation (campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang) dan concurrent embedded (campuran penguatan/metode kedua memperkuat metode pertama).
Secara umum metode penelitian kombinasi digunakan apabila peneliti ingin untuk memper oleh data dan informasi yang lenkap, valid, reliabel dan obyektif.
Share this article :

2 comments:

Recent Post

Mampir Dulu
 
Support : Creating Website | UJANG MURNA WIJAYA Template | AA UJANG
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Ujang Murana Wijaya - All Rights Reserved
Template Design by CREATIVE Published by JAMUR